Deskripsi Diri Khoirul Ulum


INSTRUMEN SERTIFIKASI DOSEN
PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA
DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
TAHUN 2019


Deskripsi Diri

1
Nama Dosen yang diusulkan
Khoirul Ulum
2
NIDN/NIY
2102028102 / 20130021
3
Perguruan Tinggi Pengusul
STAI At Taqwa Bondowoso
4
NomorPeserta
192144019110078
5
Rumpun / Bidang Ilmu
Ilmu Al Qur’an dan Tafsir


A.    PENGEMBANGAN KUALITAS PEMBELAJARANTop of Form

Usaha Kreatif: Berikan contoh nyata semua usaha kreatif yang telah atau sedang Saudara lakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Saya menjadi dosen tetap di STAI At Taqwa Bondowoso sejak 01 September 2013, dengan landasan SK Yayasan Nomor: STAI.91.12 / SK / YA / PT / IX / 2013, ditandatangani oleh KH. KH Imam Barmawi Burhan sebagai Ketua Yayasan At Taqwa dan H. Mudassir, SH, MM sebagai Sekretaris. Pertama kali mengajar, saya diberi tugas hanya mengampu satu mata kuliah, Studi Al Qur’an. Pada semester berikutnya, diberi beban tambahan studi hadis dan Tafsir Tarbawi pada Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Hal terberat yang saya alami dalam proses pembelajaran adalah masalah kurangnya ketidakaktifan mahasiswa dalam hal diskusi. Dalam beberapa semester terakhir, saya berusaha intropeksi untuk menemukan salah satu titik lemah dari pendekatan, metode dan strategi pembelajaran yang saya terapkan. Hasil perkuliahan yang tidak memenuhi target, menjadikan saya sadar bahwa terdapat kesalahan metode dan strategi pembelajaran selama ini. Mahasiswa cenderung menjadi pasif, Akibatnya, mahasiswa hanya menghafal materi perkuliahan, tanpa bisa menjabarkan maksud dan tujuan materi kuliah. Setelah melakukan introspeksi diri serta berkonsultasi dengan beberapa teman dosen, saya menyimpulkan bahwa salah satu titik kelemahan yang saya lakukan adalah pendekatan yang dipergunakan di kelas lebih berorientasi pada dosen dengan pola komunikasi yang se arah dari dosen ke mahasiswa.
Cara memperbaikinya, saya melangkah dengan merubah pendekatan pembelajaran menjadi lebih berorientasi pada mahasiswa, artinya mahasiswa diberi porsi lebih aktif untuk mencari dan menemukan tujuan perkuliahan sesuai dengan target yang telah dibebankan. Dengan cara student active learning ini, keterampilan tekhnis, keterampilam analitikal, keterampilan menulis, keterampilan menentukan tujuan (goal setting), keterampilan mengelola waktu, keterampilan argumentasi, keterampilan kerjasama dalam kelompok, keterampilan memecahkan masalah serta keterampilan berinteraksi dengan orang lain bisa diasah bersama.
Sebagai langkah awal untuk menerapkan pendekatan yang berorientasi pada mahasiswa (Student centered approach) serta menjadikan mahasiswa menjadi lebih aktif (student active learning), maka dari setiap awal perkuliahan saya selalu mengajak mahasiswa di kelas untuk melakukan kontrak belajar. Dengan begitu saya dan mahasiswa sama-sama mengetahui tujuan, maksud serta target perkuliahan. Untuk merealisasikannya, saya selalu memberi tugas bagi mahasiswa untuk membaca dan menganalisa beberapa topik studi kasus (case study) yang berkaitan dengan materi kuliah di luar tugas kelompok yang telah ditentukan.
Menyikapi hal ini maka di setiap awal perkuliahan saya selalu: a) menyampaikan perlunya ilmu dan manfaat dari setiap mata kuliah sebagai bekal serta alat memecahkan berbagai permasalahan; a) memberikan motivasi bahwa untuk mengetahui dunia adalah membaca. b) memberikan silabi mata kuliah agar mahasiswa mengetahui materi dan kompetensi yang harus dicapai (lengkap dengan buku standar yang menjadi referensi); c) memberikan tugas, dengan harapan mahasiswa terpacu untuk membaca referensi sesuai rekomendasi yang ada dalam silabi.


Bottom of Form
Dampak Perubahan: Jelaskan dampak dari usaha kreatif  yang telah atau sedang Saudara lakukan.
Dampak usaha yang sudah saya lakukan dari berbagai metode adalah, mahasiswa / mahasiswi yang mengikuti perkuliahan awal, sebagian besar mereka mengikuti saran dan melaksanakan sesuai kontrak belajar yang telah disepakati bersama. Referensi yang sudah dicantumkan di silabus, akan menjadi bahan acuan pembelajaran. Hal ini tampak membuahkan hasil, terlihat berjalannya diskusi, serta meriahnya alur diskusi dengan saling mengeluarkan pendapat antara mahasiswa, serta menyertakan penulis, buku atau referensinya.
Ditetapkannya adanya pemakalah yang harus mempresentasikan hasil tulisannya setiap pertemuan, maka pembagian kelompok tugas muncul kompetisi antara kelompok yang satu dengan yang lain. Hal ini, semakin bersemangatnya dalam menyelesaikan tugas dan merasa bertanggung jawab memberikan penampilan presentasi yang terbaik.
Dengan adanya diskusi, maka mahasiswa/mahasiswi akan semakin mempelajari banyak literatur untuk sebagai bahan diskusi. Bagi mahasiswa/mahasiswi yang tidak mendapatkan tugas presentasi akan tetap mempelajari materi sebagai bahan pertanyaan, sehingga diskusi berjalan dengan aktif. Setelah diskusi berjalan saya akan menjelaskan materi kuliah yang menjadi bahan diskusi. Sehingga mahasiswa akan semakin paham dengan materi diskusi dan meminimalisir kesalah pahaman dalam penjelasan materi. Karena ada sebagian mahasiswa/mahasiswi mengambil beberapa literatur yang dasarnya tidak kuat, sehingga perlu mendapatkan koreksi dan pembahasan bersama.
Dari diskusi maka mahasiswa/mahasiswi belajar mengemukakan pendapat, memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber, menyelesaikan sebuah permasalahan, menambah wawasan bagi mahasiswa/mahasiswi tentang materi yang dibahas, sehingga mahasiswa juga aktif dalam pembelajaran tidak hanya menerima materi dari dosen.





Disiplin: Berikan contoh nyata kedisiplinan yang Saudara tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Berkaitan kedisiplinan,sebagai dosen, saya berusaha patuh dan taat pada aturan dan tata tertib kampus (tidak pernah mangkir dengan tugas akademik), yaitu; tepat waktu mengajar dan tidak mengakhiri kuliah sebelum waktunya habis, membuat kesepakatan dengan mahasiswa bahwa “terlambat 10 menit, tidak boleh masuk, sebaliknya jika saya yang terlambat, anggap saja tidak ada kuliah”, menyetorkan nilai UTS dan UAS tepat waktu, tidak segan mencoret peserta UTS/UAS yang curang.
Bagi mahasiswa yang telat mengumpulkan tugas dan tidak menampilkan presentasi sesuai jadwal yang telah disepakati pada pertemuan perdana, maka secara otomatis point terjadi pengurangan nilai. Sedangkan yang tidak mengumpulkan akan dianggap gagal studi, artinya tidak lulus dan harus memperbaiki nilai, baik dengan mengikuti Semester Pendek (SP) waktu dan pelaksanaan diatur oleh kampus, atau mendapatkan tugas tambahan yang diberikan tugas tambahan sesuai materi yang telah diajarkan.
Salah satu contoh, Fathur Rahman Hasan, mahasiswa PAI mendapatkan nilai C karena saat menempuh mata kuliah Studi Al Qur’an, ia hanya mengikuti 3 kali tatap muka. Anehnya, pada waktu UTS/UAS mereka datang dan mengikuti ujian sesuai dengan jadwal UAS/UTS. Meski hasil UAS/UTS mahasiswa yang tidak pernah mengikuti perkuliahan mendapatkan nilai baik, tetap dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang. Karena salah satu syarat kelulusan adalah jumlah tingkat kehadiran mahasiswa tidak hanya nilai akhir UAS/UTS. Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat oleh saya dan mahasiswa pada awal pemberian mata kuliah. Sehingga mahasiswa akan menjadi disiplin dalam mengikuti jadwal perkuliahan yang telah ditentukan.

Keteladanan: Berikan contoh nyata keteladanan yang Saudara tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Keteladanan yang saya lakukan adalah menjelaskan materi sesuai jadwal rancangan pembelajaran seoptimal mungkin dan mengemukakan berbagai pendapat dari beberapa tokoh penulis buku-buku studi al Qur’an. Dalam menampilkan kutipan atau menyebutkan pendapat orang lain yang saya ambil sebagai rujukan, maka perlu ditampilkan file cover, isi pendapatnya berbentuk file pdf pada layar lcd, terlihat oleh semua mahasiswa. Di lain waktu, terkadang menunjukkan buku edisi cetaknya. Di samping itu, memberikan kesan kepada mahasiswa agar apabila menyampaikan berita / informasi apapun, tidak asal keluar. tetapi ada argmen dan landasannya. Sehingga terhindar sifat mudah menerima berita hoax yang tidak ketmu sumber beritanya. Akan tetapi teliti dalam hal informasi.
Selain menunjukkan buku yang dirujuk, juga menunjukkan tulisan yang dimuat di berbagai jurnal, baik tulisan saya sendiri dan penulis-penulis dosen-dosen STAI At Taqwa maupun ekternal kampus yang dicantumkan pada footnote atau end note, atau berupa body text.
Dengan banyak memberikan referensi buku yang dapat digunakan sebagai acuan, maka mahasiswa dalam mengerjakan tugas/makalah bahan diskusi akan mendapatkan banyak referensi buku, sehingga memudahkan dalam pengerjaan tugas. Selain itu apabila dalam tugas ditemukan adanya copy paste, maka naskah tersebut harus diperbaiki. Karena pemberian referensi yang saya berikan bukan untuk diplagiat tetapi untuk tambahan ilmu untuk mendukung tugas yang mahasiswa kerjakan.
Selain itu, bentuk keteladanan lain adalah datang tepat waktu dalam memberikan kuliah, sehingga dapat optimal dalam menggunakan waktu mengajar. Cara berpakaian yang rapi, tata bicara yang baik serta santun ketika memberikan kuliah.


Keterbukaan Terhadap Kritik: Berikan contoh nyata keterbukaan terhadap kritik yang Saudara tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pada saat pembelajaran mata kuliah studi al Qur’an, 26 Maret 2018 di kelas Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di gedung A lantai 3 dekat tangga naik, salah satu mahasiswa Andrean Kaspari yang duduk di barisan paling depan, mengomentari judul buku refrensi yang saya lontarkan, dan dia menyampaikan dan menjelaskan ulang tentang rujukan yang saya pakai. Menurutnya tidak sama dengan yang ia ketahui. Saya mendengarkan penuturannya dengan senyuman manis sambil melihat melihat ulang rujukan tersebut untuk memastikan secara pasti. Dan, ternyata koreksi tersebut benar adanya.
Maka saya memberikan apresiasi kepada yang bersangkutan dengan menyuruh seluruh temannya agar bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi atas masukan dan koreksinya. Tidak hanya berhenti pada hal apresiasi, saya member motivasi kepada seluruh 30 mahasiswa yang hadir saat itu, bahwa inilah yang perlu ditiru dan digalakkan,  tidak hanya menjadi pendengar setia, duduk manis apalagi mengadakan “diskusi kecil” sendiri, tetapi berpartisipasi dalam diskusi secara aktif, cermat, berbobot dan memberikan umpan balik.
Adanya masukan/kritikan mahasiswa kepada saya, memacu saya harus belajar atau menambah ilmu lagi dan tidak pernah ketinggalan informasi dan update terhadap permasalahan yang baru dan yang terjadi saat ini. Memperbanyak dan menambah referensi-referensi terbaru.
Selain itu, di setiap akhir masa perkuliahan saya meminta mahasiswa untuk menuliskan saran dan kritik baik tentang saya maupun metode pembelajaran yang saya gunakan kepada para mahasiswa/mahasiswi. Hal ini penting untuk intropeksi diri saya sebagai pengajar maupun sebagai pengajar. Sehingga saya dapat berinovasi dari masukan-masukan yang mereka berikan.


B.    PENGEMBANGAN KEILMUAN

Top of Form
Produktivitas Ilmiah: Sebutkan produk karya-karya ilmiah (buku, artikel, paten, dll) yang telah Saudara hasilkan dan pihak yang mempublikasikannya (uploadkan bukti-bukti karya ilmiah dimaksud dalam lampiran). Bagaimana makna dan kegunaannya dalam pengembangan keilmuan.

Selama menjadi dosen, ada beberapa tulisan yang diterbitkan, di antaranya jurnal ilmiah: a) Pluralitas Beragama Prespektif Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar (Jurnal Samawat terbit tahun 2018. Bisa diunduh pada http://jurnal.staiba.ac.id/index.php/samawat/article/view/76. b) Konsep Ilmu dalam Sahih Bukhori dan Sahih Muslim (At Taqwa, Jurnal Kajian Keislaman dan Pendidikan, volume 7, no. 11 Juli 2015. Dapat diunduh di  https://drive.google.com/file/d/1AvrXELuwCC-KpqItYVRTQncbjBHX1TFR/viewv. c) Hermenutik Objektif-Subejktif: Telaah atas Metode Pemahaan Hadis Syuhudi Ismail (Al Sunnah, Jurnal Kajian Hadis dan Ilmu Hadis, Prodi Ilmu Hadis Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Jember, vol. 1, no. I, Oktober 2014) https://drive.google.com/file/d/1WCFap-kRdKz8pNe1HTpOAOFyBNb7lkw1/view  d). Tafsir ilmu: Sumber Ilmu Pengetahuan dan Penddekatan Eklektik (Al Manar, Jurnal Kajian Al Qur’an dan Hadis Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir Jurusan Dakwah STAIN Jember, vol.5 no.1 Juni 2013.Bisa dilihat dalam link https://drive.google.com/open?id=184fp1XvElwUHedP5t7eT1BQvMv2YrXvU.
Selain tulisan di jurnal, saya mengadakan penelitian, di antaranya adalah Praktik Gadai Tanah Sawah di Bondowoso dalam Prespektif Hukum Islam dan Hukum Positif (2016), Pemaknaan Peran Gender Laki-laki sebagai Stay at Home Father dalam Perkawinan (Kemenag RI, 2013).
Selain mengadakan penelitian, saya mentransformasikan ilmu dengan menjadi nara sumber pada acara seminar di Universitas Muhammadiyah Jember, Pemaknaan Peran Gender Laki-laki sebagai Stay at Home Father dalam Perkawinan.
Sedangkan untuk mengembangkan kualitas keilmuan, saya mengikuti beberapa pelatihan 1) Bimbingan Teknis Penulisan Artikel Jurnal Terindeks / Terakreditasi di UIN Sunan Ampel Surabaya (2017), 2) Bimbingan Teknis Penulisan Proposal Disertasi di UIN Sunan Ampel Surabaya (2017), 3) Bimbingan Teknis Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO) di Taman Wisata Pantai Pasir Putih di Situbondo (2017).
Tulisan tersebut mendiskripsikan berbagai praktik gadai yang berkembang di Bondowoso, dilihat dari kacamata hukum. Hanya saja, saya sebagai akademisi yang menekuni bidnag al Qur’an dan tafsir, maka tetap saya analisis dari sudut pandang tafsir, menganalisa tentang gadai, dengan key word lafad ‘Arrohn” yang ada dalam al Qur’an. Kegunaan penelitian ini semakin menjadi terang landasan dasar praktik gadai, dan menemukan praktik gadai yang sesuai ajaran Islam.
Dalam tulisan jurnal yang saya tulis, saya mendapatkan menemukan berbagai makna konsep ilmu yang tertuang dalam hadis Sahih Bukhori dan Muslim. Selain diri saya mempunyai makna dan kegunaan dari yang saya teliti, mahasiswa juga merasakan menjadi paham akan makna ilmu, tujuan ilmu dan siapakah yang diperintah menuntut ilmu / belajar.  

Makna dan Kegunaan: Bagaimana makna dan kegunaan karya yang telah Saudara hasilkan dalam pengembangan keilmuan.


Suatu karya dianggap bermakna jika dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Terlebih karya-karya tersebut mampu memberikan inspirasi pembaca untuk berubah ke arah yang positif. Oleh karena itu, saya sedang berjuang agar karya saya bisa diterbitkan semua. Ilmu bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan ilmu untuk kemaslahatan ummat. Ini obsesi saya sebagai orang yang mendalami ilmu al Qur’an dan hadis, Lewat karya ilmiah, sebagai dosen saya ingin berbagi—transfer ilmu—dengan sivitas akademika, terutama mahasiswa. Harapan itu ‘terwujud’ ketika Konsep Ilmu dalam Sahih Bukhori dan Sahih Muslim yang terbit pada tahun 2005 menjadi referensi mahasiswa untuk mata kuliah Studi Hadis dan Hadis Tarbawi. Sedangkan tulisan Pluralitas Beragama Prespektif Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar yang diterbitkan oleh Sekolah Tingi Agama Islam Badrus Sholeh (STAIBA) Kediri pada tahun 2018 menjadi rujukan mahasiswa PAI, PGMI dan MPI di STAI At Taqwa untuk mata kuliah Tafsir Tarbawi.  Rujukan tersebut sebagai salah satu acuan model penafsiran yang berkembang.
Setelah membaca tulisan tersebut, para mahasiswa semakin memahami makna, tujuan ilmu prespektif  hadis.  Di samping itu, artikel tentang tentang pluralitas, mahasiswa menjadi yang toleran dan membuka diri dengan semua keberagaman, tidak lagi menjadi mahasiswa yang inklusiv.
Sedangkan dalam jurnal “Hermeneutik Objektif-Subjektif (telaah Atas Metode Pemahaman Hadis Syuhudi Ismail)” yang terbit pada tahun 2014, mahasiswa dapat mengetahui bahwa untuk mendapatkan pemahaman hadis yang utuh perlu memperhatikan beberapa aspek, diantaranya: bentuk matan hadis, kandungan hadis dihubungkan dengan fungsi nabi, dihubungkan dengan latar belakang terjadinya, petunjuk hadis nabi yang tampak bertentangan. Sehingga mahasiswa dapat memahami bahwa ada matan hadis Nabi yang kandungan petunjuknya harus dipahami secara tekstual saja tanpa perlu pemahaman kontekstual. Begitu juga sebaliknya.

Usaha Inovatif: Jelaskan bila karya yang Saudara hasilkan tersebut memiliki nilai inovatif.

Dalam penelitian Praktik Gadai Tanah Sawah di Bondowoso dalam Prespektif Hukum Islam dan Hukum Positif (2016), Peneliti mengkomparasikan 2 sumber hukum yang berbeda, secara Islam dan normative. Sehingga tetap memperhatikan teks nash dan kontekstual hukum yang berlaku, yaitu hukum positif. Masyarakat banyak yang melakukan praktik gadai tanah sawah yang bertentangan dengan hukum Islam. Dan biasanya merugikan salah satu pihak. Dengan adanya penelitian ini, maka masyarakat tahu bagaimana cara melakukan gadai tanah sesuai dengan hukum Islam, memperbaiki sistem atau cara gadai yang saling menguntungkan dan tidak merugikan salah satu pihak dengan cara yang Islami tentunya. Selain itu juga memberikan solusi apabila terjadi sengketa dalam proses gadai tanah.
Sedangkan dalam penelitian, Pemaknaan Peran Gender Laki-laki sebagai Stay at Home Father dalam Perkawinan (Kemenag RI, 2013), masyarakat menjadi tahu bahwa laki-laki dapat berperan atau membantu peran atau tugas seorang ibu. Dan tidak akan mengucilkan para pria yang berperan sebagai Stay at Home Father, dengan sebutan suami takut istri. Karena meski seorang suami berperan sebagai Stay at Home Father, istri masih tetap mengakui bahwa sang suamilah yang menjadi pemimpin rumah tangga.
Karya Konsep Ilmu dalam Sahih Bukhori dan Sahih Muslim kolaborasi antara kajian pendidikan dan studi hadis. Dalam kajian hadis, menyoroti aspek takhrij al hadis, jarh wa’ ta’dil, dan asbab al wurud. Memaknai hadis hadis pendidikan dengan melihat sudut pandang yang melatarbelakanginya. Sedangkan kajian pendidikan, melihat landasan UU pemerintah tentang pendidikan. Kedua landasan hadis dan UU pemerintah dianalisa dengan fakta yang sedang terjadi actual

Konsistensi: Berikan contoh nyata konsistensi Saudara tunjukkan dalam pengembangan keilmuan/keahlian.

Saat belajar di bangku sekolah di Madrasah Aliayah jurusan Keagamaan, saya sudah mendapatkan pelajaran ulumul Qur’an dan Hadis. Sejak itulah, saya menyukai pelajaran Tafsir dan seputarnya. Sebab itulah, saya melajutkan jenjang strata 1 pada jurusan Tafsir Hadis di bawah naungan Fakultas Ushuluddin di Instittut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, sekarang menjadi UIN. Meski sedikit terlambat, pada tahun 2016 dapat menyelesaikan tugas akhir dengan penelitan pustaka berjudul Qira’at Empat Belas: Kajian Kitab Fudala’i al Basyar fi al-Qira’at al-Arba’ah ‘Asyar Karya Ahmad bin Muhammad al Banna.  Melanjutkan program pasca sarjana strata 2 pada Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi Ilmu Al Qur’an, menyelesaikan tugas akhir dengan tesis penelitan lapangan, berjudul  Pembacaan Al Qur’an di Lingkungan Jawa Timur (Studi Masyarakat Grujugan Bondowoso). 
Kedua jenjang tersebut, membawa dan mempengaruhi alur pikir saya untuk lebih memfokuskan pada kajian seputar tafsir Al Qur’an dan hadis. Saat menjadi dosen, dalam hal kajian hadis, saya mencoba meneliti dan menulis tentang konsep pendidikan prespektif hadis. Spesifik kitab hadis yang dibidik adalah shohih Bukhori dan Muslim. Saya memilih tema pendidikan disebabkan karena fakultas Tarbiyah adalah tempat saya mengajar, dari beberapa program studi Pendidikan Agama Islam, Managemen Pendidikan Islam dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan kajian tafsir, saya menelaah pluralitas yang diusung oleh Hamka dalam karya monumentalnya, Tafsir Al Azhar.



Target Kerja: Berikan contoh nyata target kerja yang Saudara tunjukkan dalam pengembangan keilmuan/keahlian.

Selama pengembaraan akademik, saya mempunyai target menguasai Ilmu Al Qur’an dan Tafsir. Karena memahami al Qur’an yang tidak tepat, akan membawa konsekuensi yang gagal paham. Selama ini, tidak sedikit masyarakat yang kurang memahami al Qur’an secara komprehensif akan menjadi sasaran empuk bagi kaum yang mempunyai kepentingan politik ataupun ideologi teologi. Berawal dari menafsiri al Qur’an secara parsial, tidak utuh menimbulkan kekerasan dan klaim paling benar. Setidaknya, dengan tulisan Pluralitas dalam Tafsir Al Azhar menyuguhkan adanya ragam pemahaman dan pandangan sekaligus membentuk pola pikir seseorang agar membuka dan menerima adanya perbedaan. Diperkuat oleh tulisan konsep ilmu yang dituangkan dalam teks hadis, dan diinterpretasi oleh beberapa muhaddis, menjadi landasan awal untuk memberikan motivasi kuat mencari ilmu, khususnya ilmu Al Qur’an dan seputarnya.
Sejak September 2013, target yang sudah saya rencanakan di atas, didukung penuh dengan amanah kampus STAI At Taqwa Bondowoso – populer dengan slogan kampus santri-,  untuk membina mata kuliah Studi Al Qur’an, Studi Hadis, dan Tafsir Tarbawi. Pada semester awal, kurang lebih 6 bulan, saya belajar mandiri secara maksimal (membaca mandiri, diskusi), dan sekaligus menguatkan keilmuan saya meelalui transformasi ilmu pada mahasiswa dengan menggembleng secara intensif perkuliahan Studi al Qur’an. Langkah awal ini ini bertujuan untuk memahami secara matang bagi pribadi dan sekaligus mahasiswa yang ingin menafsiri atau memahami ayat atau surat al Qur’an secara sempurna atau paling tidak mendekati benar.
Pada semester berikutnya, mata kuliah tafsir tarbawi sebagai praktik atau, dan output dari pembelajaran studi Al Qur’an. Hasilnya dapat memahami al Qur’an yang sesuai kaidah tafsir / studi al Qur’an. Salah satu outputnya, saya menelaah dan menuliskan / melaporkan hasil telaah tersebut pada jurnal offline pada tahun 2013, yaitu jurnal Al Manar terbitan Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir Jurusan Dakwah STAIN Jember tentang Kajian Tafsir Ro’yi melalui penelitan sumber dan pendekatan tafsir ‘ilmi .
Selain jurn al offline, saya juga mengupayakan dapat menulis dan diterbitkan pada jurnal berbasis online, yaitu Samawat,  Journal af hadit and Qur’anic Stuides pada diterbitkan pada tahun 2018 tentang pluralitas beragama yang digagas oleh Hamka dari berbagai aspek, salah satunya melihat konteks penulisan Al Azhar. Salah satu ayat,  yang saya telaah adalah surat Ali Imron ayat 19 dan 85.



C.    PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Top of Form
Implementasi Kegiatan: Berikan contoh nyata penerapan ilmu/keahlian Saudara dalam berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Salah satu tugas dosen sesuai tridarma dosen adalah pengabdian masyarakat. Dalam hal ini, saya mengabdikan diri pada masyarakat dengan melakukan pendampingan masyarakat di Yayasan Al Hasanah Kademangan yang ingin menghafal al Qur’an untuk segala usia; baik anak-anak, remaja bahkan dewasa. Yayasan ini bertempat di Jl Hos Cokroaminoto Kelurahan Kademangan Bondowoso di bawah naungan pembina H. Hasanudin Mujiyanto. Peserta aktif berjumlah 50. Putra 29, putri 21. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari, kecuali jum’at. Tidak hanya kegiatan hafalan al Qur’an, namun ditambahkan penafsiran atau kajian al Qur’an yang sudah dihafalkan. Untuk kegiatan ini dilakukan secara berkala sebulan sekali, pada hari jum’at legi setelah asar. Pembinaan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang cinta al Qur’an, sehingga selalu rindu membaca al Qur’an.
Pengabdian yang lain berupa pembinaan mental spiritual dengan khotmil Qur’an dan dzikrul rutin setiap ahad Legi, dimulai dengan sholat shubuh berjamaah, hingga menjelang mahgrib. Diteruskan dengan acara dzikrul setelah maghrib hinggga sebelum adzan isya’. Dan ditutup dengan doa khotmil Qur’an setelah sholat isya’ secara berjama’ah. Kegiatan ini ditempatkan secara berpindah-pindah di sekitar wilayah Kabupaten Bondowoso. Peserta yang mengikuti kurang lebih 200 orang. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh satu jenis kelamin, tetapi perempuan dan laki-laki. Hanya saja, mayoritas lebih dominan jamaah muslimat. Pengikutnya berbagai kalangan, baik masyarakat kota, maupun desa. dari berbagai kecamatan wilayah Bondowoso. Tujuannya adalah membiasakan diri mendengar maupun membaca al Qur’an di setiap harinya, tidak hanya bulan Romadhan. Sebelum doa khotmil, diselingi ceramah agama tentang berbagai tema, terutama berkaitan al Qur’an; baik dari segi keutaman-keutaman Al Qur’an, keutaman membaca dan menghafal al Qur’an



Perubahan: Deskripsikan dampak perubahan terhadap kegiatan tersebut.

Dampak yang terlihat adalah banyaknya masyarakat Kademangan dan sekitarnya yang hafal al Qur’an. Bisa dilihat dari banyaknya peserta wisuda Bondowoso Menghafal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Bondowoso di gedung Education Center Bondowoso. Diantara peserta yang berasal dari binaan Yayasan Al Hasanah, Lutfianto hafal 30 juz (usia 24 tahun), Dwi Raudhotul Hasanah 15 juz usia (18 tahun), Fahim Azizi 25 juz (usia 16). Johan Arif 2 juz (usia 39 th). Agar tidak hilang atau lupanya hafalan, maka hafalan tersebut dibaca terus menerus oleh mereka, sehingga terbentuknya tradisi membaca al Qur’an dengan slogan tiada hari tanpa membaca Al Qur’an meskipun sesibuk apapun.
Selain itu, dengan pengabdian masyarakat dalam bentuk pendampingan hafalan qur’an maka memacu minat masyarakat untuk ikut menghafal. Saya juga memberikan informasi bahwa STAI At Taqwa memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang hafal qur’an. Sehingga peminat untuk masuk di STAI At Taqwa semakin banyak, karena termotivasi oleh beasiswa untuk yang hafal qur’an.
Pengabadian masyarakat berbentuk pendampingan hafalan qura’an juga termasuk kegiatan yang mendukung program pemerintah, yaitu gerakan Bondowoso menghafal. Maka dengan semakin banyaknya masyarakat yang belajar menghafal quran maka program pemerintah tersebut berjalan dengan baik dan tujuan dari program tersebut tercapai. Dengan semakin berkembangnya kegiatan menghafal quran maka akan terwujud masyarakat yang qurani dan berakhlakul karimah.
Dampak dari pelaksanaan khotmil quran secara rutin, masyarakat semakin tahu tentang kegiatan khataman qur’an yang dilaksanakan mulai pagi hingga malam. Sehingga tergugah untuk mengikuti dan belajar al quran. Selain itu, dengan kegiatan khotmil quran juga ada pembiasaan shaalat wajib berjamaah dan tepat waktu. Sehingga masyarakat juga terbiasa untuk melaksanakan shalat tepat waktu tanpa menunda-nunda dan berjamaah




Dukungan Masyarakat: Deskripsikan dukungan masyarakat terhadap kegiatan tersebut.


Dukungan masyarakat untuk mensukseskan kegiatan tersebut dengan memberikan motivasi kepada para penghafal berupa pemberian berbagai kue dan minuman sebagai camilan. Syarifah Ning, dimana rumahnya terletak di depan lokasi Yayasan Al Hasanah memberikan makanan ringan dan minuman setiap minggu sekali. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk mengalap berkah dari turut serta ‘mengopeni’ para penghafal dan Al Qur’an. Dan sesekali memberikan saran agar setiap habis sholat fardu adanya pembacaan / lantunan al Qur’an yang bisa disuarakan melalui sound system, sehingga terdengar dari rumahnya. ia menginginkan bisa dekat dengan al Qur’an, meski dirinya tidak membaca. Selain masukan, saat pagi hari sekitar bulan Februari 2018 memberikan kritikan juga dan masukan terhadap kegiatan yang ada.
Pada setiap khtomil qur’an, jama’ah yang datang sekitar 200 orang, tidak sedikit dari mereka membawa makanan sendiri untuk menyukseskan acara tersebut dengan dibagikan kepada jamaah yang datangnya dari jauh. Sepertinya halnya saat di tempatkan di kediaman Ustadz Sholeh salah satu warga Desa Curahdami Kecamatan Curahdami. Adanya relawan Ridho Ilahi Yang Aku Pinta (RAYAP) yang aktif membantu secara tehnis, meringankan beban terlaksanannya kegiatan ini. Bentuk lain respon positifnya, ustadz Ali, salah satu anggota jamaah meminta supaya daerahnya di tempati atau menjadi tuan rumah.
Melihat keikhlasan dan kepedulian mereka, saya terpacu untuk menguatkan program dan memperluas jaringan agar lebih banyak lagi masyarakat yang berpartisipasi, baik langsung maupun tidak langsung.



Kemampuan Komunikasi: Berikan contoh nyata kemampuan berkomunikasi yang Saudara tunjukkan dalam pengabdian kepada masyarakat.

Terjalinnya kerjasama yang baik terlihat pada proses komunikasi yang sehat dan lancar, dan itu adalah modal utama menjadi kesuksesan suatu kegiatan. Banyaknya kegiatan, cukup menyita waktu, maka perlu adanya pembagian waktu, sehingga saya berusaha untuk turut andil aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Namun, terkadang secara mendadak saya harus pamit tidak bisa mengikuti kegiatan, atau paling parah kalau ‘kelupaan’ terhadap hari ahad. Untuk mengantisipasi hal tersebut, saya selalu meminta kepada ‘jamaah’ saya dan memintanya mengingatkan kembali acara tersebut.
Saya mempunyai kolega yang bisa diajak sharing dan (terutama) memahami aktifitas keseharian Saya. Ustadz Lutfianto dan Ustad Mas’ud yang menjadi ‘jubir, asisten, atau mitra’ dalam keadaan-keadaan darurat. Di samping itu, saya menerapkan model komunikasi yang ramah dan murah. Suatu hari, pada bulan April 2018 saya harus ke Surabaya, menghadiri kegiatan yang diselenggarakan oleh UIN Sunan Ampel, maka agar pembinaan hafalan tetap terlaksana, saya komunikasi dengan ustadz Lutfianto untuk mengkoordinir jalannya kegiatan. Dengan adanya komunikasi maka semua kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Untuk kegiatan khotmil qur’an rutin, terutama khotmil qur’an rutin minggu legi karena kegiatan dilaksanakan di tempat yang berbeda-beda, maka dibutuhkan komunikasi untuk penentuan lokasi pelaksanaan khotmil qur’an. Peran saya mencari lokasi yang baik yang bisa digunakan untuk kegiatan khotmil qur’an tersebut. Hal ini perlu dikomunikasikan dengan tuan rumah tentang kesediaan beliau untuk menampung pelaksanaan kegiatan khotmil qur’an juga mengenai konsumsi dan sarana prasarana yang dibutuhkan.


Kemampuan Kerjasama: Berikan contoh nyata kemampuan kerjasama yang Saudara tunjukkan dalam pengabdian kepada masyarakat.

Dalam menyukseskan kegiatan, saya menerapkan prinsip adanya saling percaya, saling membantu, dan bertanggung jawab atas peran dan melakukan tugasnya masing-masing. Di pembinaan menghafal al Qur’an, saya sebagai Pembina sekaligus ketua Yayasan Al Hasanah. Untuk berkembangnya program kegiatan yang sudah tersusun rapi oleh rapat pengurus Yayasan bersama warga, maka saya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, dalam bentuk pelatihan dan tahsinul Qira’ah seperti Kemenag Bondowoso, Lembaga Pengembangan Tahfidzul Qur’an (LPTQ) Bondowoso. Ustadz Edi selaku founder hypnotic Qur’an. 
Selain itu, saya membentuk pengurus dimana pengurus tersebut memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Dengan adanya pengurus, saya dapat bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan menghafal Al Qur’an. Sehingga kegiatan tersebut dan terkoordinir dan terlaksana dengan baik. Pengurus yang saya bentuk memiliki tugas tersendiri, ada yang berperan sebagai asisten, Pembina kedisiplinan, dan pengajar. Dengan adanya kerjasama dengan pengurus saya dapat mengkoordinir kegiatan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik, meskipun ada kendala tapi dapat ditanggulangi dengan baik tanpa mengurangi esensi dari kegiatan dimaksud.
Untuk kegiatan khotmil qur’an saya bekerjasama dengan takmir/pengurus masjid ataupun dengan pihak sekolah agar bersedia ditempati untuk pelaksanaan kegiatan dimaksud. Karena belum tentu semua masjid ataupun sekolah mau ditempati untuk pelaksanaan khotmil qur’an. Sehingga dibutuhkan kerjasama dengan takmir/pengurus mesjid untuk menjadwalkan kegiatan khotmil qur’an di dalam agenda kegiatan mesjid. Dengan adanya kerjasama maka pihak takmir mesjid tidak merasa terbebani dengan pelaksanaan kegiatan khotmil qur’an, tapi menyambut dengan baik kegiatan khotmil qur’an.
 



D.    MANAJEMEN PENGELOLAAN INSTITUSI

Top of Form
Implementasi Kegiatan: Berikan contoh nyata kontribusi Saudara sebagai dosen, berupa pemikiran untuk meningkatkan kualitas manajemen/pengelolaan institusi (universitas, fakultas, jurusan, laboratorium, manajemen system informasi akademik, dll) dan implementasi kegiatan.

Untuk meningkatkan grade dan memajukan institusi STAI At Taqwa dari aspek kemahasiswaan, saya ditunjuk dan diamanahi oleh pimpinan untuk mendirikan dan mengembangkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang mewadahi bidang hafalan al Qur’an. Pada tahun 2015, saya duduk kumpul bersama bersama H. Taufiqurrhaman, MPd.I selaku wakil ketua II yang membidangi kemahasiswaan, dan mahasiswa bermusyawarah mendirikan dan membuat nama UKM nya. Tercipatalah nama Hai’ah Tahfidz Al Qur’an (HTQ), untuk mempolerkan nama UKM tersebut, saya memberikan usulan kepada pimpinan dan mahasiswa dengan sebutan pendeknya, HTQ.
Pada saat pertemuan, saya juga membentuk kepengurusan lengkap. Terpilihlah  Zainal Abidin sebagai Ketua dan Amrina Azizah selaku sekretaris. Pemilihan ini berdasarkan kredibilitas dan kompetensi organisasi dan pertimbangan banyaknya hafalannya. Saya sendiri, sebagai dosen yang diamanahi oleh ketua, secara tidak langsung menjadi Pembina UKM HTQ.
UKM HTQ bertujuan untuk menampung mahasiswa yang memiliki hafalan qur’an agar lebih teroganisir. Dan memiliki organisasi yang mampu menampung para mahasiswa/mahasiswi penghafal qur’an dengan adanya kegiatan yang didukung oleh pihak kampus. Salah satu kegiatan UKM HTQ adalah pelaksanaan khotmil qur’an rutin di hari Ahad pon.
Masih berkaitan dengan hafalan qur’an, sebagai Pembina UKM HTQ saya juga diberi kepercayaan oleh pihak kampus untuk menyeleksi mahasiswa yang akan masuk STAI At Taqwa melalui program beasiswa hafalan qur’an. Setiap mahasiswa yang akan mengikuti program beasiswa akan di test hafalannya untuk menentukan lulus tidaknya. Penilaian berdasarkan kemampuan hafalan juga jumlah/banyaknya hafalan


Dukungan Institusi: Dan bagaimana dukungan institusi terhadap kegiatan tersebut.

Pasca pembentukan dan penyusunan pengurus UKM HTQ, Bapak Kholil Syafi’ie selaku ketua merespon secara baik dan mendukung secara legal dengan menerbitkan Surat Keputusan Ketua tentang pengangkatan Pembimbing UKM. Untuk mewujudkan keberlangsungan UKM, ketua memberikan rekomendasi kepada Bapak Suheri, selaku wakil ketua III di bidang Administrasi dan Keuangan untuk memberikan dana rutin setiap semester sebesar 3.000.000. dan memberikan dana bulanan senilai 500.000 untuk kegiatan khotmil al Qur’an rutin setiap ahad pon yang diselenggarakan di Musholla STAI At Taqwa, yang diikuti semua mahasiswa / mahasiswi yang digilir secara bergantian sesuai program studi masing-masing.
Tidak terhenti pada dukungan berupa Surat Keputusan, ketua juga mendukung penuh untuk berpartisipasi mengikuti pada event lomba / Musabaqah Hifdzil Qur’an antar kampus; baik level se-Ttapal Kuda maupun se Jawa Timur. Pada tahun 2017, di Universitas Bangkalan menyelenggarakan MHQ mahasiswa Se Jawa Timur. Informasi tersebut diketuahi oleh Bapak ketua, maka beliau memberikan instruki kepada saya untuk mengirimkan delegasi, dan sekaligus saya ditugasi secara resmi untuk mendampingi pelaksanaan lomba tersebut dengan mengeluarkan surat tugas pendampingan sekaligus nama-nama peserta; diantaranya Zainal Abidin mewakili lomba 10 juz, Anas 5 juz dan tilawah.
Belum lagi, dukungan penuh untuk melanggengkan tradisi menghafal mahasiswa dengan menerbitkan kebijaksanaan program beasiswa bagi mahasiswa yang hafal al Qur’an. Dan itu berjenjang sesuai hasil hafalan yang didapatkan. Empat juz mendapatkan reward bebas SPP selama satu semester, dan seterusnya secara kelipatan. Dan untuk mahasiswa yang hafal tuntas 30 juz, maka mendapatkan apresiasi bebas SPP selama kuliah hingga lulus.

Kendali Diri: Berikan contoh nyata kendali diri yang Saudara tunjukkan sebagai dosen dalam implementasi manajemen/ pengelolaan institusi.

Kendali diri. Ketika saya mengawal pembentukan UKM HTQ, terdapat beberapa kendala. Kurangnya dukungan para dosen yang lain untuk membantu sosialisasi tentang adanya unit Kegiatan baru. Belum adanya ruang khusus untuk melakukan segala aktifitas yang berkaitan dengan UKM. Pada tahap awal, tempat pelaksanaan menggunakan musholla –yang sebagian besar dindinganya dicat warna hijau, dengan ukuran 10 x 12 meter, yang selalu ramai hilir mudik mahasiswa dari bermacam-macam kegiatan. Ada yang sholat, diskusi, latihan pembacaan sholawat Lukman Hakim bersama temannya sebagai koordinator UKM Hadrah Ahbabul Mustofa, yang diringi alat music rebana, dan bahkan ada yang hanya ngobrol di dalam musholla. Hal ini sangat kurang kondusif, karena berkurangnya keheningan suasana yang dibutuhkan oleh para penghafal, dan berpengaruh terhadap proses menghafal.
Selain itu, minimnya minat mahasiswa yang ingin bergabung. Tampak pada bincang santai saya dengan Abdullah Basit salah satu mahasiswa Management Pendidikan Islam dengan Nomor Pendaftaran Mahasiswa 201591010001. Ia mengatakan apakah saya bisa menghafal al-Qur’an? Rasaya sangat sulit menghafal al Qur’an. Ia melanjutkan pernyataan takut dosa bila lupa apa yang sudah dihafal. Dan yang terparah adalah adanya komentar kehawairan menjadi gila apabila menghafal Al Qur’an.
Pada aspek keorganisasian, para pengurus lemah dalam managemen. Muhsin yang hafal al Qur’an, belum mampu mengorganiser pengurus dan anggota yang lain untuk aktif dalam kegiatan yang sudah diprogramkan saat rapat pengurus.
Problem di atas, saya menyelesaikannya dengan memberikan penyeluhan pemahamn di setiap kelas saat saya mengajar.  Di saming itu, saya meminta bantuan kepada semua dosen untuk membantu meluruskan paradigm yang kurang tepat. Degan waktu yang tidak berselang lama, saya mencoba menjelaskan secara ilmiah dan akademik, kepada pihak pimpinan memberikan solusi dengan mendirikan gedung yang diperuntukkan khusus untuk segala aktifitas Unit Kegiatan Mahasiswa sekaligus memberikan masukan kepada wakil ketua III bidang Kemahasiswaan untuk mengadakan pelatihan kepemimpinan yang diikuti oleh 2 orang perwakilan dari semua unit kegiatan mahasiswa di naungan STAI At TAaqwa, termasuk UKM HTQ.


Tanggung Jawab: Berikan contoh nyata tanggung jawab yang Saudara tunjukkan sebagai dosen dalam implementasi manajemen/ pengelolaan institusi.

Konsekuensinya saat saya mengawal pendirian HTQ, adalah saya harus menyisihkan bahkan mengorbankan tenaga serta waktu yang sudah saya programkan secara matang dan mapan. Tidak jarang, saya mendampingi para pengurus dari kegiatan yang terbilang tehnis hingga besar hingga larut malam. Bahkan para pengurus juga konsultasi berkaitan organisasi di rumah, sehingga waktu berkumpul keluarga menjadi berkurang.
Saya ikut mendorong secara langsung para pengurus dan anggota untuk terus konsisten dalam mengabdi dan ngopeni al Qur’an dan orang-orang yang sibuk menghafal al Qur’an demi memajukan syiar Islam. Bahkan bila perlu saya mengorbankan baik tenaga, waktu, pikiran bahkan terkadang memberikan dana talangan. Di awal periode, kepengurusan yang kurang berjalan menjadi tugas besar saya untuk memutar otak bagaimana sekiranya roda dan manajemen organisasi sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing.
Dalam seleksi mahasiswa yang akan mengikuti program beasiswa hafalan qur’an, saya bertanggungjawab kepada pihak kampus bahwa mahasiswa tersebut memang hafal qur’an dengan jumlah yang telah ditentukan. Karena program beasiswa di STAI At Taqwa berdasarkan jumlaah/banyaknya hafalan, maka mahasiswa yang hafalannya kurang dari yang disebutkan, saya akan memberikan rekomendasi kepada kampus sesuai kemampuan hafalannya. Seperti contoh, ada mahasiswa yang hafal 30 juz, tetapi dalam seleksi dia hanya mampu dan lancar 20 juz, maka saya merekomendasikan mahasiswa tersebut untuk mendapatkan beasiswa 20 juz, bukan 30 juz.


Keteguhan Pada Prinsip: Berikan contoh nyata keteguhan pada prinsip yang Saudara tunjukkan sebagai dosen dalam implementasi manajemen/ pengelolaan institusi.

Salah satu program kegiatan UKM HTQ adalah khotmil qur’an. Guna mendukung kegiatan tersebut, saya memberikan tugas pada masing-masing kelas yang saya ajar untuk datang ke kegiatan tersebut secara bergiliran. Dan kedatangan dari mahasiswa tersebut di absen, dan akan memberikan nilai tambahan bagi mahasiswa yang hadir dalam kegiatan khotmil qur’an tersebut. Hal ini saya lakukan untuk mendukung program kegiatan UKM HTQ yang saya bina. Dan hal ini juga bentuk dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan kampus. Ada beberapa dosen yang kurang setuju dengan tindakan saya karena bukan termasuk perkuliahan, maka tidak bisa dijadikan untuk tambahan  nilai. Tetapi saya tetap melaksanakan kegiatan tersebut dengan menyuruh mahasiswa yang saya ajar datang secara bergantian per kelas ke acara khotmil qur’an. Sesuai dengan kesepakatan saya dan para mahasiswa di awal kuliah, dan mahasiswa tidak keberatan. Meskipun ada, tidak terlalu banyak, karena kalaupun tidak hadir dalam kegiatan tersebut saya tidak memberikan sanksi kepada mahasiswa tersebut. Dan kepada mahasiswa yang hadir saya berikan apresiasi karena telah mendukung kegiatan kampus dengan memberikan point penilaian. Karena menurut saya kegiatan khotmil qur’an tidak merugikan mahasiswa, tetapi bermanfaat bagi mahasiswa karena semakin kenal dan dekat dengan Qur’an. Dan ini juga berkaitan dengan mata kuliah yang saya ajar.
Berkaitan dengan seleksi mahasiswa yang mengikuti program hafalan qur’an saya berprinsip, bahwa mahasiswa yang mendapatkan beasiswa hafalan qur’an adalah mahasiswa yang memiliki hafalan yang lancar dan bacaan yang baik. Apabila mahasiswa yang mendaftar beasiswa memberikan informasi bahwa memiliki hafalan 30 juz, tetapi setelah diseleksi dan di test hafalannya hanya 20 juz, saya tetap akan memberikan rekomendasi untuk beasiswa 20 juz sesuai dengan hasil test..

E.    PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN MAHASISWA

Top of Form
Peran: Berikan contoh nyata peran Saudara sebagai dosen, baik berupa kegiatan maupun pemikiran dalam meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa.

Berawal dari bincang-bincang santai saya bersama pimpinan saya pada bulan Agustus 2015 di lantai 1 ruang dosen, saya mengutarakan ingin mewujudkan adanya greget atau gairah mahasiswa untuk menghafal al Qur’a dan membentuk wadah perkumpulan mahasiswa agar mahasiswa yang sedang menghafal ataupun bagi mahasiwa sudah tuntas hafalan 30 juz tidak lupa terhadap hafalannya.
Saat itu, hanya beberapa mahasiswa yang hafal, Saudari Marhamah Farfad mahasiswi Kelas Program Madrasah Diniah, Khoirul Muhsi. Sedang yang lain masih proses menghafal di beberapa pesantren sekitar wilayah Bondowoso. Dengan jumlah yang sedikit, saya tetap berkeinginan untuk membentuk organisasi mahasiswa sebagai wadah mahasiswa yang hafal dan ingin belajar menghafal Qur’an. Karena melihat potensi banyaknya mahasiswa yang hafal Qur’an. Dan Alhamdulillah pimpinan STAI At Taqwa, Drs. Kholil Syafi’i memberikan ijin untuk membentuk UKM HTQ, sebagai wadah/organisasi mahasiswa di bidang hafal Qur’an. Dengan terbentuknya UKM HTQ, maka pimpinan menunjuk saya sebagai Pembina UKM HTQ. Selain itu, saya juga menginformasikan kepada pengurus UKM HTQ apabila ada lomba Musabaqah Tilwah Qur’an (MTQ) tingkat mahasiswa antar peguruan tinggi. Sehingga UKM HTQ juga ikut berpartisipasi dalam setiap lomba MTQ tingkat perguruan tinggi, meski selama ini belum pernah memenangkan juara pertama, hanya sampai level harapan 1 di bidang 5 juz tilawah oleh Muhammad Anas pada event MTQ se Jawa TImur di Madura, tapi itu dapat memotivasi mereka untuk lebih bersemangat dalam menghafal Qur’an.
Selain sebagai Pembina UKM HTQ, saya juga diberi amanah untuk menjadi dosen pendamping kegiatan PPL dan KKN serta pembimbing skripsi.
Untuk kegiatan PPL biasanya dilaksanakan di sekolah-sekolah yang telah bekerjasama dengan STAI At Taqwa, dan saya mendapat tugas untuk mendampingi mahasiswa/mahasiswi untuk melaksanakan PPL di Madrasah Aliyah, Bunder, Bondowoso. Kegiatan pendampingan KKN biasanya di laksanakan di desa-desa di wilayah Kabupaten Bondowoso, dan saya ditempatkan di Desa Tangsil Wetan, Kecamatan Pujer. Sebagai dosen pembimbing skripsi, saya membimbing 10 (sepuluh) mahasiswa/mahasiswi dalam penulisan skripsi



Implementasi Kegiatan: Bagaimana dukungan institusi dalam implementasi meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa.

Obrolan non formal pada tahun 2015, disikapi secara serius dan tepat oleh Drs, H. Kholil Syafi’ie’ selaku Ketua STAI At Taqwa. Setelah saya melapor sudah terbentuknya pengurus, bapak Ketua memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah saya lakukan sejak tahun 2015 dengan menerbitkan SK nomor STAI 91/PP.007/I/2016 tentang Dosen Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa Haiah Tahfidz yang ditanda tangani pada tanggal 4 Januari 2016. Sejak diterbitkannya SK tersebut, saya lebih menjadi leluasa menjalankan dan mendampingi mahasiswa yang bergerak pada bidang minat menghafal al Qur’an, yang bertujuan menciptakan kampus yang Qur’ani, cinta dan dicintai Al Qur’an.
Dukungan institusi dengan memberikan ijin UKM HTQ untuk melaksanakan kegiatan rutin tiap Ahad Pon dengan menggunakan fasilitas Musholla kampus. Selain itu, pihak kampus juga mendukung dengan memberi bantuan dana untuk konsumsi. Keterlibatan pihak kampus juga diwujudkan dengan pemberian bantuan transport untuk para mahasiswa/mahasiswi anggota UKM HTQ yang akan mengikuti lomba MTQ tingkat perguruang tinggi yang dilaksanakan di luar kota, hal ini sangat penting karena beberapa mahasiswa memiliki potensi dapat mengetahui kemampuannya jika dibandingkan dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya, sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk menjadi lebih baik.
Untuk kegiatan pendampingan PPL dan KKN, serta pembimbing skripsi, dukungan pihak kampus berupa bantuan administrasi terkait ijin pelaksanaan di lokasi PPL maupun KKN. Sehingga dosen hanya fokus pada pembibingan mahasiswa yang melaksanakan PPL dengan merancang persiapan perangkat mengajar dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan. Pada pelaksanaan KKN sebagai dosen pendamping, memberikan masukan untuk lebih membangun kegiatan keagaamaan dan memaksimalkan tempat ibadah seperti musholla sebagai tempat kegiatan agama. Seperti memberikan pelajaran tajwid, memberikan siraman rohani, maupun lainnya. Dalam pembimbingan skripsi, saya sebagai dosen pembimbing cukup dibantu dengan pihak kampus dalam hal administrasi, seperti surat ijin penelitian dan lainnya

Interaksi: Berikan contoh nyata interaksi yang Saudara tunjukkan dalam peningkatan kualitas kegiatan mahasiswa.

Untuk meningkatkan kualitas Kegiatan bidang hafalan, saya melakukan pembinaan sekaligus pengawasan secara intens dengan berbagai kegiatan. Setoran hafalan setiap pekan 2 kali, pada hari Selasa dan Jum’at. Tahsinul Qiro’ah (perbaikan bacaan) setiap pekan 1 kali pada hari rabu sore. Semuanya bertempat di Mushola yang menjadi satu-satunya tempat yang dianggap representative dan sesuai kebutuhan menghafal. Beberpa pekan sekali, saya hanya mengontrol, memberikan motivasi dan terkadang menjadi posisi pelatih maupun penerima setoran hafalan. Ini disebabkan adanya Ilham Zaqi, mahasiswa Management Pendidikan Islam yang sudah menyelesaikan hafalanya 30 juz di Pesantren Kraksaan. Dan Zainal Abidin juga sedang proses menyelesaikan hafalan dengan kemampuan membaca al Qur’an fasih.
Saya juga berkomunikasi dengan pengurus UKM HTQ, terkait permasalahan yang dihadapi oleh UKM HTQ dan memberikan solusi dan masukan untuk permasalahan tersebut. Seperti contoh perekrutan anggota baru, saya memberi saran bahwa mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari menghafal qur’an untuk dimasukkan menjadi anggota UKM HTQ.
Untuk pendampingan PPL, saya mengunjungi sekolah tiap minggu dan melakukan monitoring kegiatan. Dan berdiskusi dengan guru pamong di sekolah tersebut, mungkin ada kendala ataupun permasalahan yang dihadapi selama mahasiswa menjalankan program PPL. Setelah itu, saya mendiskusikan permasalahan tersebut dengan mahasiswa dan mencarikan solusinya. Misalnya menyarankan agar mahasiswa menggunakan metode pengajaran yang menarik, sehingga siswa tidak merasa bosan selama mangikuti pelajaran.
Begitu juga dengan kegiatan KKN, setiap minggu saya melakukan monitoring ke lokasi KKN. Dan menghadiri acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa di lokasi KKN. Hal ini sebagai bentuk apresiasi saya terhadap mahasiswa yang telah berusaha untuk menyelenggarakan acara yang melibatkan warga desa. Seperti pelaksanaan acara Maulid nabi, dan lain sebagainya.
Sebagai dosen pembimbing skripsi, interaksi saya dengan mahasiswa dilakukan dengan memberikan waktu untuk bimbingan. Pelaksanaan bimbingan biasanya dilaksanakan secara berkelompok maupun individu. Dan pelaksanaannya tidak harus di kampus, di rumah juga saya memberikan waktu untuk mahasiswa melakukan bimbingan

Manfaat Kegiatan: Dan berikan contoh nyata manfaat kegiatan baik bagi mahasiswa institusi Saudara, maupun pihak lain yang terlibat.

Manfaat kegiatan tahsinul Qira’ah bagi mahasiswa adalah semakin bagusnya bacaan al Qur’an dan tumbuhnya kesadaran diri membaca al Qur’an setiap hari, tanpa menunggu bulan puasa. Saya mengamati langsung, dan mendengarkan mahasiswa membaca al Qur’an di saat jam istirahat.
Sedangkan kegiatan khotmil Qur’an sebulan sekali di kampus menunjukkan syiar Islam dan membentuk iklim kampus Qur’ani. Saat khotmil Qur’an saya menyarankan kepada pengurus supaya menggunakan pengeras suara, sehingga tidak hanya warga kampus yang mendengar, tetapi masyarakat umum baik sekitar kampus dan orang yang melewati area kampus juga dapat mendengar secara sepintas atau mendengarkan dengan seksama.
Letak kampus STAI At Taqwa yang berada di pinggir jalan nasional, dengan kegiatan ini, tampak adanya semakin yakinnya masyarakat Bondowoso untuk mempercayakan putra-putriya untuk belajar di STAI At Taqwa akan menjadi bagus di mata masyarakat.
Melalui UKM HTQ, mahasiswa juga belajar bagaimana cara berorganisasi, menjalin kerjasama, saling koordinasi, dan berdiskusi untuk memecahkan suatu permasalahan.
Manfaat pelaksanaan PPL, mahasiswa menjadi tahu bagaimana cara mengajar yang baik, dan berinovasi dalam mengajar. Selain itu mahasiswa dapat belajar bagaimana pengelolaan kelas dan membuat perangkat mengajar, sehingga mahasiswa sudah siap turun dan mengabdi ke masyarakat.
Untuk sekolah, dengan adanya mahasiswa yang melaksanakan kegiatan PPL merasa terbantu dengan adanya tenaga pengajar. Karena pelaksanaan PPL dilaksanakan di sekolah yang membutuhkan tenaga pengajar atau memiliki sedikit tenaga pengajar.
Begitu juga dengan kegiatan KKN, mahasiswa akan belajar mandiri dan akan tahu kehidupan bermasyarakat. Melatih mahasiswa untuk memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat agar dapat memberdayakan masyarakat desa itu sendiri.
Untuk desa, akan terbantu dengan adanya bantuan pemikiran dalam merencanakan pelaksanaan pembangunan desa, dan terbentuknya kader-kader penerus pembangunan sehingga tercipta pembangunan yang berkelanjutan. Dari hasil KKN,pihak kampus juga dapat mengetahui kasus-kasus yang terjadi di masyarakat sehingga dapat dijadikan sebagai materi perkuliahan atau bahkan untuk penelitian.
Dalam bimbingan penyusunan tugas akhir/skripsi, mahasiswa terbantu untuk dapat membuat sebuah karya tulis ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku. Dan mengurangi segala bentuk plagiasi, sehingga karya tulis yang dihasilkan benar-benar hasil karya sendiri
, 
.




Bondowoso,  2 September 2019



Khoirul Ulum
Bottom of Form

Bottom of Form
Bottom of Form

Bottom of Form

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kiai Makruf

Kiai Goro-Goro